SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI! TUHAN BERKATI!

"Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah!" [Kolose 3:15]

Jumat, 12 Maret 2010

Jangan ada Dusta di antara kita

hahaha judul asli'a just dusta, tapi terlihat garing bila hanya kata yg itu jadi judul'a dan harus kita tolak ad d hidup kita..

ini adalah salah satu renungan harian yg d tulis sma Pipi Agus Dhali beliau seorang redaksi d renungan harian, suatu kesenangan t'sendiri bisa bantu dia hehehe ok langsung saja

Bacaan: Kisah Para Rasul 5:1-11
Ayat keren'a: Amsal 3:32


Membiarkan berkembangnya sesuatu yang berpengaruh buruk adalah kesalahan serius. Ibarat penyakit menular, jika dibiarkan akan semakin banyak korbannya. Ibarat sel kanker, jika sudah berkembang hingga ke stadium lanjut akan semakin sukar dilumpuhkan. Ibarat kebiasaan buruk, jika dibiarkan sejak anak-anak akan menjadi watak yang buruk. Daya rusaknya sudah terlampau kuat untuk dihambat. Satu-satunya cara mengatasi hanyalah mencegah atau memberantasnya selagi masih dini.

Gereja pada zaman para rasul berusia masih amat “muda”. Tugasnya adalah menjadi saksi kebenaran Injil Yesus Kristus. Ibarat dalam pengadilan di masa itu, kebenaran sebuah kesaksian memerlukan pengukuhan 2 orang saksi. Banyak murid diutus berpasangan—seperti Petrus dan Yohanes atau Paulus dan Barnabas—untuk meneguhkan kebenaran Injil. Dusta adalah dosa yang bertolak-belakang dengan tugas menjadi saksi. Menjadi saksi harus berkata benar. Oleh sebab itu, ketika ada 2 orang murid bersepakat dalam dusta, mereka dihukum dengan amat serius untuk menjadi peringatan bagi semua. Sebab seorang saksi tak mungkin berkompromi dengan dusta. Oleh sebab itu, kita bisa memahami kerasnya hukuman yang Ananias dan Safira terima karena kesepakatan dusta mereka. Itulah sebabnya kita tertegun membaca tentang hukuman berat bagi pasangan Ananias dan Safira.

Ada hal-hal di dalam kehidupan ini yang tidak bisa dikompromikan, sebab memang sejak dari akarnya sudah bertolak-belakang. Termasuk dusta melawan kebenaran. Jika kebiasaan buruk berdusta dibiarkan, akan menjadi bencana di kemudian hari. Kita harus bersikap tegas terhadapnya.

TIADA CARA LAIN UNTUK MEMERANGI DUSTA

SELAIN MEMANGKASNYA SEDINI MUNGKIN DAN SESERIUS MUNGKIN

Pipi Agus Dhali--www.renunganharian.net 12 maret 2010

1 komentar:

  1. wah... yang ini pembodohan publik...
    lo selalu mendustai ku..
    *kata yang diucap danica ke cowo incarannya... hehehe

    BalasHapus